Apa Itu Skabies?

Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau parasit yaitu Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya yang ditandai dengan gatal dan mengenai sekelompok orang.

Nama Lain
Gudik, budukan, gatal agogo, the itch, sky-bees, dulu dikenal sebagai gatal 7 tahun.

Epidemiologi
Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain sosial ekonomi yang rendah, higiene buruk, hubungan seksual yang bersifat promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermografik serta ekologik, penyakit ini termasuk dalam infeksi menular seksual.

Cara Penularan
- Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit) seperti berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual.
-Kontak tidak langsung (melalui benda) seperti pakaian, handuk, sprei, bantal dll.

Patogenesis
Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida. Secara morfologik merupakan tungau kecil, bentuk oval, punggung cembung, bagian perut rata dan mempunyai 8 kaki. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Ukuran betina berkisar 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan jantan lebih kecil yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki didepan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.  
Sumber image: https://microbewiki.kenyon.edu/

Siklus hidup tungau ini setelah kopulasi yang terjadi diatas kulit, tungau jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam lapisan kulit terluar dengan kecepatan 2-3 mm sehari sambil meletakkan telurnya 2 hingga 50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas biasanya dalam waktu 3-10 hari dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidup mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari. Aktivitas S. scabiei didalam kulit menyebabkan rasa gatal dan menimbulkan respon imunitas selular dan humoral serta mampu meningkatkan Ig E baik di serum maupun di kulit. Masa inkubasi berlangsung selama 4-6 minggu. Tungau skabies dapat hidup diluar tubuh manusia selama 24-36 jam.   

Sumber image: https://www.cdc.gov/


Kelainan kulit tidak hanya disebabkan oleh tungau skabies tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi diakibatkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.

Gejala Klinis dan Diagnosis
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal sebagai berikut:
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan oleh aktivitas tungau lebih tinggi   pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang sekelompok manusia, misalnya dalam sebuah keluarga, sehingga seluruh keluarga terkena infeksi, di asrama, atau pondokan. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang  padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Walaupun seluruh anggota keluarga mengalami infestasi tungau, namun tidak memberikan gejala. Hal ini dikenal sebagai hiposensitisasi. Penderita bersifat sebagai pembawa (carrier). 
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-
abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulit menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dll). Namun kunikulus biasanya sukar terlihat, karena sangat gatal pasien selalu menggaruk, kunikulus dapat rusak karenanya. Tempat predileksi biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae (perempuan), umbilikus, bokong, genitalia eksterna (laki-laki), dan perut bagian belakang. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan, telapak kaki, wajah dan kepala.    
4. Menemukan tungau merupakan hal yang paling menunjang diagnosis. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau. Selain tungau dapat ditemukan telur dan kotoron (skibala).  

Sumber image: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/


Sumber image: http://www.healthhype.com/


Sumber image: The McGraw-Hill Companies, Inc.


Varian Skabies
1. Skabies Norwegia (Skabies berkrusta)
Ditandai dengan dermatosis berkrusta pada tangan dan kaki, kuku yang distrofik, serta skuama yang generalisata. Bentuk ini sangat menular, tetapi rasa gatalnya sangat sedikit dan mempunyai bau yang khas. Tungau dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat banyak. Penyakit terdapat pada pasien dengan retardasi mental, kelemahan fisik, gangguan imunologik dan psikosis.
2. Skabies Nodular
Skabies dapat berbentuk nodular bila lama tidak mendapat terapi, sering terjadi pada bayi dan anak, atau dengan pasien imunokompromais.       

Penatalaksanaan
- Prinsip terapi: mengobati individu yang terkena dan orang yang berada dalam kontak fisik dekat (termasuk partner seksual) pada waktu yang sama, dengan atau tanpa gejala. Aplikasi obat dioleskan pada seluruh lokasi kulit di badan.
- Krim permetrin 5% dioleskan dari leher sampai dengan jari-jari kaki diamkan selama 8 jam, kemudian dibersihkan (mandi). Pengobatan dapat diulang satu minggu kemudian bila masih ada lesi baru.
- Untuk mengurangi gatal dapat diberikan obat antigatal, emolien dan kortikosteroid topikal pada lesi yang masih berupa papul dan tebal (setelah pengobatan anti skabies). 

Pencegahan
- Menghindari kontak langsung dan kontak tidak langsung dengan penderita skabies.
- Mengobati penderita skabies dan orang-orang yang kontak langsung dengan penderita dalam waktu yang bersamaan.
- Mencuci sprei, pakaian, dan barang-barang yang dipakai penderita dengan air panas.
- Perangkat tidur penderita dibersihkan dan dijemur dibawah sinar matahari.


References:
Menaldi SW, Novianto E, Sampurna AT. Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015. 95-96 p.
Menaldi SW, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2016. 137-140 p.
Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Fitzpatrick's Color Atlas And Synopsis Of Clinical Dermatology. 7th ed. New York: McGraw-Hill; 2013. 1537-1550 p. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belanja di Toko Total Buah Segar

Review Lipstik Merah Make Over Matte Lip Cream

Wisata Ke Kuntum Farmfield